Beranda Sastra Aku di Tanah Hijrah, Puisi oleh Ahdi Z. Amri

Aku di Tanah Hijrah, Puisi oleh Ahdi Z. Amri

691
0

Aku datang tuk pulang

bukan sebagai siapa-siapa,

hanya seorang hamba

yang menjemput rindu

dari ujung barat pulau jawa.

 

Di bawah langit Madinah,

langit yang dahulu menyambut hijrah sang Nabi,

aku menunduk,

membiarkan debu menyentuh dahiku,

agar sujudku menyatu dengan tanah

yang pernah dilalui kaki manusia termulia.

 

Aku mendengar

suara tak terdengar dari menara Nabawi,

bukan hanya

adzan,

tapi gema doa dari jutaan lidah

yang tak mengenal satu bahasa,

namun memanggil nama yang sama:

Allah. Rasulullah. Rahmat seluruh alam.

 

Di Raudhah,

aku melihat wajah-wajah

dari kulit yang berbeda,

lidah yang tak seirama,

namun air mata mereka

turun dengan bahasa yang sama:

bahasa cinta.

bahasa rindu.

bahasa tunduk.

 

Aku di Tanah Hijrah,

dan di sinilah aku mengerti—

bahwa kemuliaan

bukan pada warna tubuh

bukan pada garis keturunan,

tetapi pada getaran jiwa

yang mengenal Tuhan lebih dekat

daripada nama belakangnya sendiri.

 

Wahai manusia…

di sini aku menyaksikan ayat-Nya hidup:

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, agar kamu saling mengenal…”(QS. Al-Hujurat: 13)

 

Dan aku mengenal mereka

bukan dengan lisanku,

tapi dengan sujud yang sejajar,

tak ada bangsawan, tak ada pelayan,

hanya hamba,

yang mendamba.

 

Aku di Tanah Hijrah.

Tempat semua warna larut dalam cahaya,

tempat semua nama luruh dalam Nama-Nya.

Dan di sini,

aku tidak lagi asing,

karena cintaku

berharap dikenal langit.

(Madinah, 25 Juni 2025)