CCN, Serang, Banten — Pertunjukan teater bertajuk “Awak-Awak Gerabah”* yang digagas oleh Teater Studio Indonesia sukses digelar pada Kamis, 19 Desember 2024, di Gedung Halwany Michrob, Serang, Banten. Karya ini mengangkat tema eksistensi gerabah di Desa Bumi Jaya, Kecamatan Ciruas, Serang, sebagai bagian penting dari kehidupan masyarakat setempat.
Menggunakan pendekatan teater tubuh, pertunjukan ini merepresentasikan proses pembuatan gerabah hingga isu-isu sosial yang dihadapi masyarakat pengrajin. Gerabah, yang selama ini menjadi penunjang kehidupan masyarakat Desa Bumi Jaya, diolah menjadi simbol keberlangsungan budaya dan identitas lokal.
Taufik Pria Pamungkas, sutradara Teater Studio Indonesia, menyampaikan bahwa pertunjukan ini adalah wujud apresiasi terhadap warisan budaya yang hampir terlupakan.
“Kami ingin menyoroti bagaimana gerabah bukan hanya benda mati, tetapi memiliki jiwa dalam setiap proses pembuatannya. Pendekatan teater tubuh kami gunakan untuk menangkap esensi gerabah sebagai saksi bisu perjalanan hidup masyarakat Bumi Jaya,” ujar Taufik.
Pertunjukan ini merupakan hasil kerja sama antara program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) 2024 oleh Kementerian Kebudayaan melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII dengan Teater Studio Indonesia.
Kang Oman, Direktur Teater Studio Indonesia, turut mengapresiasi dedikasi para pemain dan tim produksi.
> “Ini adalah langkah besar untuk mempromosikan seni budaya lokal ke level yang lebih luas. Semoga masyarakat lebih menghargai karya-karya seperti ini dan terus mendukung pelestarian budaya kita,” katanya.
Penonton yang hadir memberikan respons positif terhadap pertunjukan yang memadukan elemen tradisional dan modern ini. Suasana penuh kehangatan dan kebanggaan terlihat sepanjang acara, menandai keberhasilan *”Awak-Awak Gerabah”* sebagai media edukasi sekaligus hiburan.
Dengan tema yang relevan dan eksekusi yang memukau, Teater Studio Indonesia berhasil menghadirkan karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya menjaga dan mengembangkan warisan budaya.(Ahdi)