Beranda Sastra Puisi “Ci dan Legoon”: Menggali Sejarah dan Budaya Cilegon oleh Ahdi Z....

Puisi “Ci dan Legoon”: Menggali Sejarah dan Budaya Cilegon oleh Ahdi Z. Amri

894
0

PUISI : CI LAN LEGOON

KARYA : AHDI Z. AMRI

 

“Cilegon, banyu lan cekungan

 Cilegon kampung rawe dados kote

 Cilegon, bangun kote kelawan bate

Cilegon ngerakse lan ngerupiye”

 

Di tengah tanah nan lenggang, Cilegon telah berdiri,

Menyandang sejarah panjang, terukir dalam memori.

Dari Banten kisah bersemi,

Hingga peristiwa memancar abadi.

 

Dulu tanah rawa sunyi, kini penuh harap,

Pelabuhan dan kapal dagang berlabuh ditepian.

Persawahan hijau membentang, padi bagai permadani,

Ci dan Legoon, berpadu dari sang Sultan.

 

Dari kampung kecil, sejarah dan alam bersatu,

Dari bayang Banten, berdiri tegak, tak tergoyahkan.

Jejak terpahat, kisah terukir, di setiap sudut dan jengkal tanah,

Cilegon, air dan cengkungan, Cilegon, kota jiwa dan raga.

 

Serang dan Cilegon, terhubung erat bagai saudara,

Dan pendatang tiba, membawa pertempuran atau persaudaraan,

Pelabuhan harapan menetap,

mimpi dan cita tertanam dalam sanubari

 

Wajah kota berubah, jiwa raga bangkit membara,

Sejarah terukir di hati, kisah suka duka tak terlupa,

Dari tanah tandus ke jalur pelintasan Jawa Sumatra terbuka,

Cilegon air dan cengkungan, Cilegon kota jiwa dan raga.

 

Di lembar-lembar sejarah yang kuno,

Terpatri cerita tentang waktu yang lalu,

Tahun-tahun berjalan, mengalir bagai sungai,

Mengukir jejak dalam memori yang tak terlupa.

 

Setiap detik, setiap nafas yang teriris,

Merangkai kisah Ci dan legon dalam rentang waktu,

Puisi-puisi tercipta dari penderitaan,

Menyuarakan permusuhan atau perdamaian?

 

Di balik reruntuhan 1808,

Terukir sejarah yang tak terlupakan,

Delapan tahun berlalu, kewedanaan merayap pelan,

Namun harapan tetap menyala dalam kegelapan.

 

1883, kebencanaan mengguncang dunia,

Namun semangat bertahan tak pernah pudar,

Lima tahun terlewati, tahun perjuangan meratapi kehilangan,

Namun di dalamnya, tumbuhlah gelora Geger Cilegon.

 

“Cilegon, banyu lan cekungan

 Cilegon kampung rawe dados kote

 Cilegon, bangun kote kelawan bate

Cilegon ngerakse lan ngerupiye”

 

Dari Distrik sampai Kotif

Di 1999 Cilegon menjelma menjadi kota

kota yang terukir dalam tinta sejarah,

Perjalanan panjang menapaki peristiwa,

 

 

Dalam rentang waktu, Cilegon tumbuh bersama,

Mengukir sastra sejarah akan diksi puisi,

Di setiap langkah, menatap ke depan bersama,

Cilegon air dan cengkungan, Cilegon kota jiwa dan raga.

Cilegon, 27 April 2024

 

 

Penulis: Ahdi Zukhruf Amri, lahir di Cilegon pada tanggal 8 September 1981. Saat ini, berdomisili di Link. Tegalwangi Lawas, RT 001 RW 006, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Gerogol-Cilegon, dengan kode pos 42436.

Ahdi Zukhruf Amri, adalah lulusan S2 Pendidikan Bahasa Inggris dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 2019. Selama perjalanan karirnya telah berperan sebagai guru, dosen, seniman, dan jurnalis. Pengalaman di dunia teater cukup luas dan beragam, mencerminkan dedikasinya terhadap seni pertunjukan dan sastra.

Selama periode 2001 hingga 2024, pernah terlibat dalam berbagai pementasan teater yang menonjol, di antaranya sebagai produser dan sutradara untuk beberapa karya yang sukses dipentaskan di Cilegon dan sekitarnya. Beberapa pementasan yang pernah sutradarai meliputi “Barabah” (2011), “Geger Cilegon 1888” (2010), dan “Ubrug Cilegon” (2022-2024).

Tak hanya itu, dia juga telah menulis berbagai naskah teater yang diakui, seperti “Ki Ageng Ireng dan Desa Tegal Lega” (2023) dan “Kiyai Jendral: Brigjen Syamun” (2019). Melalui setiap karyanya berusaha mengangkat nilai-nilai budaya dan sejarah, serta menyampaikan pesan yang mendalam kepada penonton.

Sebagai seorang seniman dan pendidik yang berkomitmen untuk terus berkontribusi pada dunia teater dan pendidikan. Dia percaya bahwa seni dapat menjadi alat yang kuat untuk mengedukasi dan menginspirasi masyarakat. Dengan semangat dan dedikasi, terus berkarya.