Beranda Sastra Tiga Titik Sujud, Karya: Ahdi Z. Amri

Tiga Titik Sujud, Karya: Ahdi Z. Amri

622
0

Titik pertama, Arafah

Di antara debu dan doa

Di antara sela tanah lengang,

kutulis ulang namaku yang nyaris hilang—

anak dari dua tangan yang dulu

mengusap luka tanpa suara.

 

Angin menggiring tangis sunyi,

aku tunduk…

mencari wajah ibu

dalam lipatan ihram yang menyapu tanah,

mencari tapak ayah

di gurun usia yang tak menyisakan bayang.

 

Istriku…

di antara gelombang manusia ini,

namamu kusebut—zikir paling rahasia,

semoga cintamu tetap menyala

di bawah terik yang menguji

segala yang kita sebut kesetiaan.

 

Anak-anakku…

yang belum tahu getirnya jalan,

kupinta pada langit:

tulang yang kukuh, hati yang lapang,

dan angin yang setia membawa berkah

ke pangkuan kalian.

 

Titik ke dua, Muzdalifah

Malam menyebar seperti doa

Malam telah turun perlahan,

seperti ibu menyelimutkan gelisah

di tubuh kecilku yang dulu.

 

Aku baringkan lelah

pada batu yang dingin,

mengadu dalam diam

pada Tuhan yang tak pernah jenuh tuk mendengar.

 

Kuhitung dosa

seperti menghitung nafkah yang selalu kurang,

kuraba sabar

yang terbenam di sela kenangan

dan harap yang tertinggal di ujung sujud.

 

Ya Tuhan,

izinkan aku kembali ke rumah:

dengan hati yang baru dicuci langit,

tangan yang hangat memeluk luka,

dan dada

yang tak lagi terbakar oleh kelalaian.

 

Titik ke tiga, Mina

Setiap batu yang kulempar

bukan hanya untuk setan di luar sana,

tapi juga untuk diriku—

yang sering membanggakan luka,

dan merasa benar

di atas diam mereka yang sabar.

 

Di Mina,

aku tak cuma mengusir iblis,

aku menampar lupa dalam diri:

yang lupa bersyukur,

lupa minta maaf,

lupa menyentuh wajah yang mencintai

tanpa banyak kata.

 

Ya Allah,

izinkan aku pulang nanti—

bukan hanya sebagai haji,

tapi sebagai suami

yang mendengar istri meski dalam diam,

sebagai ayah

yang membaca tangis anak

seperti membaca ayat-ayat Mu,

dan sebagai anak

yang tak lagi malu mencium

surga di telapak kaki ibunya.

 

Tiga titik sujud,

Arafah, Muzdalifah, Mina—tiga wajah cinta:

saksi sunyi seorang lelaki

yang ingin pulang,

dalam peluk

yang lebih dalam

dari surga.

(Mekah, 11 Juni 2025)