Beranda Sastra Putaran Menuju Yang Satu, Karya: Ahdi Z. Amri

Putaran Menuju Yang Satu, Karya: Ahdi Z. Amri

624
0

Aku datang bukan sebagai hamba yang suci,

melainkan serpih-serpih dosa

yang tak tahu lagi cara mencintai Tuhan

selain berjalan mengitari harap

yang terselip di antara sudut Ka’bah.

 

Kakiku gemetar.

Lidahku kelu.

Tubuhku menyatu dalam arus tubuh-tubuh yang sama sunyinya.

Kami berjalan—

bukan karena tahu,

tetapi karena rindu.

 

Di setiap putaran,

kulihat wajah diriku sendiri

yang pernah menunda sujud,

menunda maaf,

menunda taubat

seolah waktu akan selalu bersahabat.

 

Ka’bah di tengah diamnya,

adalah cermin:

yang memantulkan segala yang kusembunyikan

di balik senyum dan pakaian.

 

Aku ingat ibuku.

Perempuan yang selalu menyebut nama-Nya

dalam bisik dan air mata.

Mungkin ia sedang mendoakanku

dari kejauhan,

agar kakiku tetap kuat

mengitari keheningan yang agung ini.

 

Aku ingat ayahku.

Lelaki yang jarang bicara,

tapi tak pernah lelah bekerja

demi anak-anak yang tak selalu tahu caranya berterima kasih.

 

Tawaf bukan hanya mengelilingi bangunan batu,

tapi mengelilingi diriku sendiri—

melihat dari sisi yang tak pernah sempat kupandang

dalam riuh hidup yang terlalu cepat.

 

Setiap langkah adalah pengakuan.

Setiap napas adalah permintaan.

Setiap putaran adalah peluruhan:

dosa, amarah, keangkuhan,

dan cinta pada dunia yang terlalu banyak menipu.

 

Tujuh putaran,

seperti tujuh tingkatan kesadaran

menuju rida-Nya.

Tak ada kata yang lebih indah

dari diamku di hadapan-Mu,

Ya Allah.

 

Engkau tahu siapa aku

bahkan sebelum aku belajar menyebut nama-Mu.

Engkau tahu luka yang kusembunyikan

bahkan saat aku pura-pura bahagia.

 

Maka terimalah aku

yang datang tak membawa apa-apa

selain air mata dan harap

yang hampir putus.

 

Dalam putaran terakhir,

aku berhenti,

namun hatiku terus berjalan

menuju-Mu

di setiap sujud,

di setiap tangis,

di setiap napas yang tersisa.

 

Tawaf,

bukan hanya perputaran kaki—

tapi perjalanan ruh

kembali pulang

ke Yang Satu.

(Mekah, 13 Juni 2025)