Beranda Sastra Sai, Aku Masih Berlari, Puisi oleh Ahdi Z. Amri

Sai, Aku Masih Berlari, Puisi oleh Ahdi Z. Amri

578
0

Di antara Shafa dan Marwah,

aku berjalan—bukan hanya dengan kaki,

tapi dengan keyakinan…

yang kadang rapuh,

kadang teguh…

 

Aku bukan hanya tubuh yang lelah,

aku adalah jejak

yang mencoba memahami harap

dari langkah seorang Ibu.

 

Hajar…

Engkau bukan hanya nama dalam sejarah.

Engkau adalah puisi,

yang hidup dalam tujuh lintasan air mata.

 

Mencari air…

bagi anakmu yang menangis

di padang paling sunyi.

 

Langkahmu bukan lari dari takut,

tetapi lari… karena iman.

 

aku—

lari dari sunyi

lari ke sepi

lari mencari

lari dari mati

lari ke Hajar—lari!

 

bukit ke bukit

rindu ke rindu

shafa ku

marwah mu

aku—ibu!

aku—anak air yang

tak tahu jalan ke mata

 

sai-sai aku berlari

tak sampai-sampai pada sepi

tapi sampai pada doa

yang bernapas

dalam

detak

batu.

 

Aku pun berlari,

di antara batu dan harapan.

Mencari bukan hanya zamzam,

tapi cahaya…

 

Sa’i—

adalah lari dalam diam.

Pelajaran tentang cinta

yang tak selalu tenang,

dan harap

yang harus dibawa berlari.

 

ya air!

ya Tuhan!

ya sabar!

ya lari!

 

tujuh tapak tujuh langkah

tujuh detik tujuh desah

aku cari Tuhan

dalam gerimis pasir

dalam degup bunda

dalam sunyi yang

berdesah:

zamzam… zamzam… zamzam—

 

tapi tak ada air

hanya kepercayaan

yang bersuara

di tulang-tulang iman

yang haus—

 

Tujuh kali kuulang langkah ini,

seperti engkau, Hajar…

dan setiap kali…

aku bertanya:

“Masihkah aku percaya,

seperti engkau dulu… percaya?”

 

Dan ketika langkah terakhir

mencapai Marwah…

aku tahu:

yang kutemukan bukan hanya zamzam—

tetapi diriku

yang kini belajar,

bahwa setia,

kadang berarti

berlari.

 

sai-sai aku berlari

bukan untuk tiba

tapi untuk percaya

bahwa yang hilang

tak selalu lenyap

yang sabar

tak selalu diam

 

bahwa air

bisa muncul

dari hentak

yang penuh iman.

(Mekah, 13 Juni 2025)