Beranda Banten Sasaka Cibanten 2025: Menghubungkan Ulang Arus Sejarah, Ekologi, dan Kreativitas Banten

Sasaka Cibanten 2025: Menghubungkan Ulang Arus Sejarah, Ekologi, dan Kreativitas Banten

200
0

CCN, Serang, 17 September 2025 – Sungai Cibanten merupakan salah satu urat nadi sejarah Banten. Dari hulu hingga hilir, sungai ini merekam jejak panjang peradaban: dari kejayaan pertanian lada yang mendunia, perdagangan rempah yang menghubungkan Banten dengan jaringan global, hingga dinamika kebudayaan dari masa pra-Islam ke Islam, dari sakral ke profan, serta dari tradisional ke kontemporer.

Namun, kejernihan arus yang dulu menjadi sumber kehidupan kini menghadapi kenyataan lain. Pencemaran, krisis ekologi, dan keterputusan nilai sejarah membuat Sungai Cibanten kehilangan perannya sebagai cermin peradaban. Generasi muda kian jauh dari riwayat sungai, sementara masyarakat tercerabut dari keterhubungan yang dahulu begitu erat dengan sumber air kehidupan ini.

Menjawab tantangan tersebut, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Kementerian Kebudayaan, menghadirkan Sasaka Cibanten sebagai ruang kolektif untuk “menghubungkan ulang” arus peradaban. Dengan mengusung tema besar “Naritis Cai, Mapag Kabantenan”—air yang menetes, air yang mengalir, air yang menyatukan—Sasaka Cibanten tidak hanya menjadi perayaan seni dan budaya, tetapi juga ajakan untuk membaca ulang sejarah, meneguhkan kesinambungan, serta merawat ekologi dan identitas kebudayaan Banten.

Tiga Arus Utama: Sejarah, Ekologi, Kreativitas

Sasaka Cibanten bertumpu pada tiga lapis utama:

1. Arus Sejarah – menelusuri jejak peradaban di sepanjang aliran sungai, dari masa lampau hingga kini.

2. Arus Ekologi – merespons krisis lingkungan sebagai refleksi keterputusan manusia dengan sumber hidupnya.

3. Arus Kreativitas – menghadirkan karya seni lintas disiplin sebagai medium refleksi, kritik, sekaligus imajinasi masa depan.

Melalui tiga arus ini, Sasaka Cibanten menegaskan bahwa kebudayaan bukan sekadar ekspresi estetis, melainkan ruang refleksi, pertemuan, sekaligus jalan menuju masa depan bersama.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII, Lita Rahmiati, S.Sos., M.P.P, menegaskan:

“Sasaka Cibanten adalah wujud komitmen kita untuk merawat warisan budaya sekaligus menjawab tantangan zaman. Kami berharap generasi muda tidak hanya mengenal Sungai Cibanten sebagai bagian dari sejarah, tetapi juga menjadikannya sumber inspirasi untuk merancang masa depan kebudayaan Banten yang berkelanjutan.”

Prosesi “Ngundeur Cai”

Salah satu rangkaian utama adalah “Ngundeur Cai” (Mengambil Air), prosesi yang diadaptasi dari tradisi masyarakat Ciomas ketika melakukan penjamasan (pembersihan) benda pusaka dengan menggunakan sumber mata air Sungai Cibanten.

Prosesi ini menjadi simbol pengetahuan tradisional tentang hubungan harmonis manusia dengan alam, sekaligus melambangkan kembalinya manusia pada asal-usulnya—sungai sebagai sumber kehidupan dan kebudayaan. Ngundeur Cai juga menjadi penanda perjalanan Sasaka Cibanten dalam merajut kembali ingatan kolektif, baik secara ekologis maupun historis.

Rangkaian Acara

Sasaka Cibanten berlangsung sepanjang Oktober 2025 di tiga titik aliran Sungai Cibanten:

Hulu: 4–5 Oktober 2025, Titik Nol Cibanten.

Tengah: 11–12 Oktober 2025, Gedung Juang, Banten Girang, Umah Kaujon, dan Jembatan Kaujon.

Hilir: 25–26 Oktober 2025, Benteng Speelwijk, Keraton Kaibon, dan Vihara Avalokitesvara Banten Lama.

Berbagai program akan hadir, mulai dari pertunjukan seni, pameran, diskusi ngariung, workshop, walking tour, seminar, lomba, hingga aksi konservasi sungai.

Kolaborasi Multipihak

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VIII bersama Kantor Bahasa (Kemdikdasmen), Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Serang, Pemerintah Kota Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang, serta dukungan komunitas, seniman, budayawan, dan masyarakat sekitar.

Keterlibatan multipihak ini menjadi bukti kekayaan ekspresi artistik sekaligus kekuatan kolektif dalam membangun kesadaran ekologis dan budaya melalui seni. (*)